EMAIL

sensasimedsos@gmail.com

Alumni

Foto Orang

Maniar Simanjuntak, S.Th

            Salam Hormat untuk semua anak-anak sensasi, saya Maniar Simanjuntak sebagai alumni sensasi tahun 2024-2025 akan menyampaikan kesaksian saya selama menjadi alumni yang sangat menantang dan menurut saya sangat memberkati bagi teman-teman semua.

Setelah wisuda dari STTII Batam saya memutuskan untuk kembali ke kampung halaman yaitu Sumatra utara (Medan) bulan pertama di medan saya mencoba mencari pekerjaan yang dapat menyambung hidup saya dan saya mencari pekerjaan yang tidak berhubungan dengan kerohanian atau pekerjaan apa saja saya terima yang penting saya dapat bekerja.

Tapi sebagai hamba Tuhan banyak pekerjaan yang tentunya menyita waktu dan tidak memungkinkan untuk melayani Tuhan.

Inilah yang menjadi tantangan saya sebagai hamba Tuhan, karna begitu sulitnya mencari pekerjaan yang dapat di sesuaikan dengan pelayanan dan berbulan-bulan saya melamar pekerjaan namun tidak ada yang sesuai dengan yang saya butuhkan, flasback saya adalah anak pertama yang memiliki enam bersaudara tentunya teman-teman tau posisi sebagai anak pertama yang harus menjadi contoh dan penolong bagi adek-adek saya, jadi memang saya tidak bergantung kepada orang tua dan itu juga alasan saya bangga menjadi salah satu mahasiswa yang terpilih dalam beasiswa sensasi karena sangat menolong saya dalam menyelesaikan perkuliahan.

Jadi berbulan-bulan saya menganggur di kota Medan, dan jujur saja saya merasa putus asa dan mempertanyakan kehidupan saya kepada Tuhan.

Pengeluaran yang terus berjalan dan penghasilan yang tidak ada, saya bingung harus berbuat apa tapi satu hal yang saya lakukan adalah berdoa kepada Tuhan dan mencoba membaca Alkitab sekalipun bisikan di kepala saya mengatakan “Itu sangat tidak ada gunanya” itu membuat saya kadang malas dalam berdoa tapi saya mencoba untuk melawannya dan tetap setia membaca Alkitab.

Dan bulan 12 Desember saya memutuskan untuk pulang ke kampung halaman dan tinggal Bersama orang tua, setiap hari saya mendengarkan keluh kesah orang tua saya bagaimana tentang kehidupan mereka dan bagaimana sulitnya untuk mencari uang dan menghidupi kami sekeluarga dan ini membuat pikiran saya kemana-mana atau mulai mengalami keraguan dan kembali saya bertannya kepada Tuhan “Kenapa semakin saya mengikut Tuhan kok hidup saya semakin sulit?” saya sering menangis sendirian di dalam kamar.

Namun saya sadar bahwa satu-satunya pemilik kehidupan yah Hanya Tuhan, tujuan kita hanya Surga, selagi masih hidup, masih kuat, masih bernafas yah tetaplah bersyukur kepada Tuhan.

Dan saya kembali kuat sampai 2024 terlewati.

Bulan 1 Januari 2024 saya kembali meminta jawaban dari Tuhan, ada beberapa tawaran pekerjaan kepada saya dan sangat mengiurkan dalam hal gaji, tapi entah kenapa hati saya sangat tidak terima jika pekerjaan saya menghalangi saya untuk terus berkarya dalam melayani Tuhan.

Tapi bulan satu itu juga Tuhan buka jalan, ada salah satu Gereja di Medan yang menawarkan pelayanan kepada saya, untuk bergabung dengan gereja tersebut bahkan di minta menjadi mentor bagi anak-anak muda, Ketika saya berangkat ke Medan Pemilik gereja menyediakan fasilitas tempat tinggal bagi saya dan di ajak bergabung melayani di gereja tersebut, dan gereja mengijinkan saya tinggal di sini, menikmati fasilitas yang ada, melayani Tuhan secara totalitas, dan di ijinkan untuk mencari pekerjaan yang tidak menganggu pelayanan saya.

 

Saya melihat gerejanya memang sangat membutuhkan perubahan terutama kepada anak-anak muda yang malas beribadah dan kurangnya motivasi hidup, kurangnya rangkulan dan kurangnya pemahaman akan Firman Tuhan.

Saya yang sudah banyak pengalaman dari kampus dan dari Gereja tempat pelayanan saya waktu kuliah jadi saya merasa memang saya cocok di tempatkan di sini dan saya melihat perkembangan anak-anak akan kehadiran saya yang membawa kabar baik tentunya Firman Tuhan.

Dan saya juga melihat bagaimana jemaat sangat senang atas kehadiran saya di tempat ini begitu juga teman-teman yang lain.

Menurut saya ini adalah bentuk kebaikan Tuhan, mungkin di mata orang saya belum menjadi orang sukses dalam keuangan namun di sini saya melihat bagaimana Tuhan menolong dan memelihara saya Ketika saya berharap kepada-Nya.

 

Satu hal yang menjadi pesan saya kepada anak-anak sensasi, saat kita kuliah dan saat kita sudah tidak lagi kuliah itu sangat jauh berbeda! Mungkin saat kuliah tugas kita hanyalah kuliah dan melayani ataupun mengikuti beberapa organisasi dan kita focus disana, kita tidak terlalu memikirkan kehidupan apa yang akan kita Jalani besok hari, apalagi anak-anak yang berada di dalam asrama, anak-anak yang di sponsori oleh pihak kampus dan mendapat beberapa beasiswa yang membantu kita dalam menyelesaikan perkuliahan kita.

Menurut saya sesulit-sulitnya kuliah lebih sulit setelah selesai kuliah, dan poinnya adalah waktu kita kuliah kita harus benar-benar serius dan jangan banyak mengeluh dengan berbagai hal tantangan yang membuat kita kesulitan, semangat dan banyaklah membangun relasi.

Relasi sangat membantu kita nanti setelah selesai kuliah, karna kita ketahui di Indonesia betapa pentingnya relasi dalam mencari pekerjaan setelah selesai kuliah nanti.

Dan saya pribadi benar-benar di uji setelah selesai kuliah ini, dan banyak hal yang menarik saya jauh dari Tuhan. Namun satu hal yang selalu saya ingat bahwa kita hidup di dunia ini adalah atas seijin Tuhan. Tuhanlah yang mau saya hidup, Tuhanlah yang mau saya masih bisa melakukan banyak hal sampai hari ini.

Jadi hidup saya yah benar-benar miliknya Tuhan, dan Ia melihat saya setiap hari dan tidak mungkin kita hidup mengikut Tuhan rajin, rajin berdoa, rajin pelayanan, dan membaca Alkitab namun Tuhan membawa kita hanya untuk gagal. Itu sangat tidak mungkin maka itulah yang membuat saya kuat, sabar dan tetap berharap kepada Tuhan.

Saat ini saya belum memiliki pekerjaan, saya hanya focus di dunia pelayanan dan seandainya pun saya akan bekerja saya juga akan lanjut mengambil s2 dan mudah-mudahan Tuhan menolong.

Dan yang paling membuat saya terharu kepada Tuhan adalah, di tengah-tengah kesulitan ini saya juga Tuhan ijinkan untuk menolong beberapa orang yang membutuhkan bantuan, yang saya pikir saya tidak mampu untuk melakukannya namun Tuhan selalu buka jalan untuk saya bisa menjadi berkat bagi orang lain dan sama halnya Ketika saya butuh bantuan ada orang-orang yang mau mengulurkan tangannya membantu saya. Sama seperti harapan saya ketika saya ada di perpisahan wisuda motto saya adalah “Di berkati untuk memberkati”

Jadi ternyata dalam memberkati kita tidak harus selalu punya segalanya tetapi apa yang kita punya saat inipun bisa jadi berkat bagi banyak orang.

Demikianlah kesaksian saya setelah menjadi alumni dari penerima beasiswa sensasi dan setelah saya selesai menempuh sarjana saya di STTII Batam. Dan doakan juga Tuhan segera buka jalan buat pekerjaan yang lebih baik dan daya dapat melanjutkan S2 dan pastinya bisa menjadi berkat itu sendiri.

Dulu saya memiliki mimpi akan membuka yayasan bagi anak-anak yang memiliki kesulitan ekonomi sama seperti saya dan mimpi itu masih ada namun saya percaya Tuhan akan buka jalan di waktu yang tepat.

Semangat terus buat teman-teman sensasi dan TIM sensasi yang sudah bersinergi dalam mengerjakan program sensasi ini Tuhan Terus memberkati Yayasan ini menjadi saluran berkat bagi banyak orang.

Shalom Tuhan Yesus Memberkati.