sensasimedsos@gmail.com
sensasimedsos@gmail.com
Puji nama Tuhan,
Syalom bagi kita semua yang membaca kesaksian ini.
Nama saya Joy Lukas Christian Gulo, alumni STTII Batam tahun 2024 sekaligus alumni penerima beasiswa SENSASI (Selamatkan Satu Generasi). Saya suku Nias, namun kelahiran Batam. Saat ini saya akan membagikan sebuah kesaksian saya pribadi. Kiranya kesaksian ini bisa menjadi berkat bagi kita semuanya.
Setelah saya tamat SMA, saya memiliki keinginan untuk kuliah musik, karena bermusik adalah hobi saya dari lama. Karena keterbatasan biaya, sehingga saya memutuskan untuk bekerja terlebih dahulu. Saya bekerja di sebuah tempat kursus musik di Batam, sebagai guru dari beberapa jenis alat-alat musik modern. Saya juga aktif sebagai seorang pelayan di sebuah Gereja yang ada di Batam sejak dalam pendidikan SMP. Disamping saya memiliki hobi, saya juga tetap mempunyai prioritas yang utama dalam hidup, yaitu pelayanan.
Selama saya aktif di dalam pelayanan, disana saya belajar untuk mengerti apa yang penting dan prioritas dalam hidup. Tetapi ketika mulai masuk dalam dunia pekerjaan semua itu mulai berubah perlahan. Semakin lama, semakin lupa akan prioritas yang utama. Dan inilah yang menjadi awal mula saya dipanggil untuk sekolah Teologi dan mempunyai kerinduan untuk menjadi seorang Pendeta dan menjadi Gembala Sidang di sebuah Gereja.
Pada tanggal 15 Agustus 2020, tepatnya di hari sabtu ketika saya dalam perjalanan ke tempat kerja untuk mengajar, saya mengalami kecelakaan yang mengakibatkan saya langsung tidak sadarkan diri dan mengalami koma di rumah sakit sampai tanggal 17 Agustus 2020. Tepatnya di hari Kemerdekaan Indonesia. Disaat bangsa Indonesia merayakan Hari Kemerdekaan, justru disaat itu saya merasa merdeka dari maut yang saya alami. Karena semua orang, bahkan dokter sudah mengatakan bahwa kemungkinan saya tetap hidup hanya sebesar 10%. Tepat di tahun itu saya hendak mendaftar kuliah jurusan musik, akan tetapi Tuhan gagalkan semuanya karena saya percaya dan melihat saat ini bahwa Tuhan punya rencana yang lain atas hidup saya. salah satu ayat Alkitab mengatakan: “Banyaklah rancangan dihati manusia, tetapi Keputusan Tuhanlah yang terlaksana”. Demikian hal ini terjadi dalam hidup saya.
Setelah sekian lama saya berjuang dalam penderitaan terhadap sakit akibat kecelakaan tersebut, banyak berpikir dan bergumul sambil mendoakan kemana tujuan hidup saya, akhirnya saya memutuskan untuk mengambil kuliah Teologi di tahun 2021 dan ingin menjadi seperti yang sudah saya sampaikan di awal. Saya tau akan ada banyak resiko dan tantangan yang saya alami ketika mengambil keputusan tersebut, tetapi saya tetap berdoa dan membulatkan tekad saya untuk sekolah Teologi. Benar ternyata di awal saya menyampaikan hal ini kepada orang tua, mereka langsung spontan menolak dan tidak setuju dengan keputusan saya. mereka berpikir jauh berbeda dari saya, karena saya adalah anak pertama dari tiga bersaudara, dan saya satu-satunya anak laki-laki. Tidak hanya dalam keluarga kecil saya, bahkan ada juga dari keluarga besar saya dan orang-orang terdekat saya yang tidak setuju dengan keputusan saya.
Yang saya tau, ketika berjalan bersama dengan Tuhan itu cukup. Seiring berjalannya waktu ketika saya mendaftarkan diri di Sekolah Teologi, semua yang tadinya menolak, akhirnya mereka menerima keputusan saya.
Ketika masuk ke dalam Sekolah Teologi, ada banyak proses yang menurut saya benar-benar tidak mudah menjadi seorang Hamba Tuhan. Tinggal di asrama dan bertemu orang-orang dari berbagai daerah yang memiliki pemikiran dan prinsip pribadi yang berbeda-beda. Akibat dari hal ini ada banyak orang yang tidak sanggup menyelesaikan perkuliahannya. Bahkan saya sendiri juga hampir berpikir untuk berhenti karena sangat tidak membuat nyaman. Tetapi kembali lagi Tuhan ingatkan saya akan panggilan dan tujuan Tuhan, serta apa yang Tuhan Yesus lakukan atas hidup saya secara pribadi. Hal itu yang membuat saya tetap semangat dan kuat menyelesaikan semuanya sampai dengan selesai. Karena, jika Tuhan yang panggil, pasti Tuhan sendiri juga yang akan menyertai sampai garis akhir dengan cara yang mustahil.
Tepat di tanggal 28 September 2024 saya berhasil menjadi salah satu Wisudawan STTII Batam. Akan tetapi kerinduan ini tidak hanya sebatas wisuda, melainkan hal-hal dan perjuangan besar sedang menanti saya di depan. Setelah wisuda, saya terus berdoa dan menantikan kembali jawaban Tuhan untuk mengarahkan saya kemana akan Tuhan bawa sehingga mencapai rencana untuk menggembalakan sebuah Gereja. Dan Puji Tuhan seiring berjalannya waktu, banyak dipertemukan oleh orang-orang hebat yang tepat bisa membangun saya secara pribadi untuk terus percaya kepada janji Tuhan.
Dan inilah yang menjadi penutup kesaksian saya, tepatnya hari Senin, 31 Maret 2025 saya akan berangkat dari Batam menuju Kalimantan Barat, tepatnya di sebuah desa yang bisa dikatakan masih tertinggal. Karena tidak ada listrik, sinyal, bahkan harus mandi di sungai. Sangat berat bagi saya yang anak kelahiran kota dengan semua kemajuan serba mudah harus masuk ke sebuah desa yang masih tertinggal. Tetapi saya tetap berdoa dan yakin bahwa jika Tuhan yang mengutus dan memanggil, tidak akan ada yang bisa menggagalkan panggilan tersebut dan pasti akan tergenapi ketika kita setia kepada Tuhan Yesus, sumber dari segalanya.
Demikian kesaksian saya, Tuhan Yesus Memberkati…
Shalom..